Rabu, 29 Agustus 2012

PENGARUH INFLUENZA PADA WANITA HAMIL


INFLUENZA atau yang lazim disebut flu adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Kelompok virus yang menyebabkan influenza ini adalah tipe virus RNA dari famili Orthomyxoviridae yang sering menyerang unggas dan manusia. Menggigil, demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, batuk, kelelahan/kelemahan adalah gejala umum influenza. Influenza sering kali dianggap sebagai penyakit ringan yang akan sembuh dengan sendirinya, sehingga penanganannya sering kali diabaikan. Bagaimana bila influenza ini terjadi pada wanita hamil? apakah pengaruhnya terhadap kehamilan dan janin yang dikandungnya?

Tulisan ini akan merangkum pengaruh-pengaruh influenza pada wanita hamil dan janin yang dikandungnya.

Vaksinasi influenza selama kehamilan telah terbukti mengurangi resiko influenza dan komplikasinya selama masa kehamilan hingga bayi berusia 6 bulan. Untuk menilai potensi manfaat dan resiko terkait penggunaan vaksin influenza ini maka perlu untuk memeriksa/menguji resiko influenza dan komplikasinya yang terjadi selama kehamilan dan bayi yang akan dilahirkannya. Wanita hamil memiliki resiko morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi selama terjadinya epidemi dan pandemi influenza. Bayi baru lahir dari ibu yang menderita influenza selama kehamilannya, terutama pada influenza yang parah berpotensi mengalami hal-hal merugikan seperti kelahiran prematur dan bobot bayi lahir rendah. Bayi berusia 6 bulan yang terinfeksi virus influenza memiliki tingkat perawatan rumah sakit dan kematian yang lebih tinggi dibandingkan bayi-bayi lainnya yang tidak terinfeksi virus influenza.

Keputusan penggunaan vaksin influenza selama kehamilan harus benar-benar didasarkan pada rasio manfaat dan kerugiannya. Untuk sepenuhnya memahami manfaat vaksin ini maka kita harus mengetahui komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan infeksi virus influenza tersebut baik pada si ibu maupun janin. Selain itu berdasarkan hasil uji acak menunjukan bahwa vaksinasi influenza juga melindungi bayi dari serangan influenza hingga usianya 6 bulan.

Pengaruh Influenza selama Masa Kehamilan pada Wanita Hamil
Berdasarkan pada data pandemi dan epidemi influenza musiman, wanita hamil yang terserang influenza akan lebih mungkin mengalami komplikasi yang berat sehubungan dengan influenza tersebut dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya. Selama masa kehamilan, perubahan fisiologis dan imunologis mempengaruhi sistem pernafasan, kardiovaskular dan sistem organ lainnya sehingga wanita hamil ini memiliki resiko mengalami komplikasi yang infeksi yang lebih besar. Sistem kekebalan wanita yang hamil akan beradaptasi untuk mentoleransi kehadiran gen asing janin. Bagaimana mekanisme adaptasi tersebut tidak diketahui secara jelas, namun tampaknya kekebalan humoral memainkan peranan penting dalam hal ini. Adaptasi imunologik tersebut meningkatkan resiko komplikasi yang berhubungan dengan infeksi tertentu, termasuk infeksi akibat virus influenza.



Perubahan pada sistem pernafasan dan kardiovaskular mencakup peningkatan denyut jantung, volume stroke, konsumsi oksigen dan penurunan kapasitas paru. Perubahan tersebut meningkatkan keparahan pada wanita hamil yang terinfeksi influenza.

Data studi menunjukan bahwa  wanita hamil yang terinfeksi virus influenza lebih mungkin mengalami komplikasi dan karena memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Terutama bila infeksi terjadi pada trimester ketiga kehamilan.


       Gambar I
     Virus Influenza

Cox et.al melakukan studi terhadap database rumah sakit selama tahun 1998-2002 dan menemukan data bahwa proporsi rawat inap ibu hamil dengan penyakit pernafasan secara substansial meningkat selama musim wabah influenza (3,4 per 1000 pasien dibanding 1,8 per 1000 pasien pada masa selain musim wabah influenza). Perempuan hamil dengan kondisi komorbiditas (misal penyakit jantung kronis, penyakit paru kronis, diabetes melitus, penyakit ginjal kronis, tumor dan gangguan imunosupresif) 3 kali berpotensi meningkatkan resiko perawatan wanita hamil selama masa wabah influenza.

Fakta terbaru tentang pandemi influenza A (H1N1)-pdm09 (2009 H1N1) memberikan bukti bahwa wanita hamil beresiko tinggi mengalami komplikasi influenza yang parah. Data wanita hamil yang dibandingkan dengan wanita usia produktif yang tidak hamil atau penduduk umum, menunjukan bahwa perempuan hamil beresiko memerlukan perawatan rawat inap yang lebih tinggi bahkan dengan perawatan intensif dan dapat berakibat kematian terkait dengan 2009 H1N1. Data bulan pertama sejak munculnya 2009 H1N1 di Amerika Serikat menunjukan bahwa wanita hamil beresiko 4 kali lebih besar memerlukan perawatan rumah sakit.

Dalam data pengamatan tersebut menunjukan bahwa wanita hamil yang menerima terapi antivirus yang dimulai sejak 2 hari setelah timbulnya gejala terkait 2009 H1N1, mengalami penurunan gejala dan relatif lebih rendah dalam hal perlunya perawatan di rumah sakit.

Studi observasi menunjukan bahwa terapi wanita hamil dengan 2009 H1N1 dengan inhibitor neurominidase yang dimulai dalam 48 jam sejak timbulnya gejala, wanita hamil tersebut mengalami penurunan gejala dan dengan resiko komplikasi yang lebih rendah. Beberapa manfaat klinis lebih terlihat pada pasien yang menerima terapi antiviral dalam 3-4 hari setelah timbulnya gejala dibandingkan dengan pasien yang menerima antiviral setelah lebih dari 4 hari sejak munculnya gejala.

Data pandemi H1N1 2009 juga menunjukan tingginya resiko komplikasi influenza pada wanita pasca melahirkan. Dari 15 kasus wanita pasca melahirkan yang dilaporkan menderita komplikasi influenza, 6 diantaranya memerlukan perawatan intensif karena parahnya komplikasi dan 3 diantaranya meninggal dunia. Resiko tertinggi terjadi pada minggu pertama pasca melahirkan.



Meskipun pemberian antiviral influenza selama masa kehamilan terbukti memberikan manfaat, namun demikian antiviralnya ini juga mempengaruhi perkembangan janin. FDA mengklasifikasikan antiviral ini kedalam kategori C untuk kehamilan, sehingga banyak pihak yang enggan menggunakan sediaan ini.